PUJIAN KEDUKAAN NKB
PUJIAN KEDUKAAN NKB
NKB. No.161 – 173
PELAYANAN KHUSUS
Penghiburan
NKB 161 – KENDATI LAWAN MENYERBU
Kendati lawan menyerbu dan kawanku menjauh,
kuingat janji Tuhanku: “Ku beserta engkau”.
Meskipun jalanku gelap, membuatku gentar,
tetaplah kemurahan-Nya dan kasih-Nya besar.
Meski gelombang menderu tak mau ‘ku menyesal;
Tuhanku menaungiku, setia-Nya kekal.
Di tiap waktu dan tempat kuasa-Nya menang;
Dan kasih Tuhanku tetap, membuatku senang.
NKB 162 – MESKIPUN DI DALAM LEMBAH
Meskipun di dalam lembah dan terasing jiwaku,
umurku makin bertambah, singkatlah jalanku.
Namun kasih yang kudus menaungi aku t’rus.
Itulah anug’rah Tuhan: Sobat dari Galilea.
Di tengah pedih derita dalam malam g’lap sepi,
kawanku serta saudara telah menjauh pergi.
Terdengarlah olehku suara yang lembut, merdu,
yakni sabda dari Tuhan: Sobat dari Galilea.
Berperang melawan dosa, o betapa ‘ku lemah,
aku nyaris putus asa, serta maut hampirlah.
Aku pasrah bertelut, dan imanku pun teguh,
berkat kasih sayang Tuhan: Sobat dari Galilea.
Di tengah sakit yang parah, maut nyaris menyentak,
Tidurku amat gelisah dan nafas pun sesak.
Kurasakan tangan-Nya, hingga sakitku enyah,
sungguh itu tangan Tuhan: Sobat dari Galilea.
Sangkakala k’lak bertalun, terdengar di dunia,
jiwaku tent’ram teralun menyambut datang-Nya.
Dengan kagum kujelang atas awan yang terang,
o benar, itulah dia!: Sobat dari Galilea.
NKB 163 – TAK MUDAH JALANKU
Tak mudah jalanku yang menuju ke sorga
sebab banyaklah duri, jerat;
Tak mudah jalanku tapi Yesus yang pimpin,
sehingga aku pun tak sesat.
Sungguh tak mudah jalanku,
sungguh tak mudah jalanku.
Tetapi Yesus, Tuhan, dekatku berjalan,
meringankan beban dunia.
Tak mudah jalanku, banyaklah pencobaan,
bahaya di segala tempat.
Tetapi Tuhanlah yang melindungi daku,
tak lagi ‘ku merasa berat.
Meskipun ku penat dan kakiku terluka
tetap harapanku pada-Nya.
Suatu hari k’lak ‘ku mengaso di sana,
di rumah Bapa yang mulia.
NKB 164 – KIDUNG YANG MERDU DI HATIKU
Kidung yang merdu di hatiku,
Yesus membisikkannya:
“Jangan takut ‘Ku bersamamu
dalam kancah dunia.”
Yesus, nama Yesus, indah dan merdu
memberikan kidung yang mengisi hidupku.
Nada-nada sumbang dan sendu
disebabkan dosaku;
Yesus sudah menggantikannya
jadi kidung yang merdu.
Riang atas limpah rahmat-Nya,
dalam kasih-Nya teduh,
sambil t’rus memandang wajah-Nya
kunyanyikan kidungku.
Bila ‘ku dirundung kemelut,
pencobaan yang berat;
hatiku tak takut dan kecut,
kar’na Tuhanku dekat.
Nanti Dia ‘kan menyambutku
dalam kerajaan-Nya;
‘ku bersama-sama Tuhanku
memerintah s’lamanya.
NKB 165 – MAUKAH KAU BERJAYA ATAS SETERU
Maukah kau berjaya atas seteru,
atas pencobaan dalam hidupmu,
dan melawan dosa yang menggodamu?
Tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Tinggal dalam Yesus, walau jalan g’lap;
Biarlah ‘kau ada dengan-Nya tetap.
Di setiap waktu janganlah jemu;
Tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Hati yang gelisah, amat tertekan,
menantikan kabar, ringankan beban.
‘Kau pun dapat b’rikan damai yang penuh;
Tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Maukah ‘kau menjadi penerus berkat
dan kasih sempurna kau pegang erat?
Biarlah Roh Kudus pimpin langkahmu;
Tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Maukah ‘kau bersatu dengan Tuhanmu,
tinggal beserta-Nya d’lama hidupmu;
Dan tetap berdoa tak kenal jemu?
Tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
NKB 166 – HAI JIWA YANG PENUH SESAL
Hai jiwa yang penuh sesal,
mengapakah ‘kau berkeluh?
Sebuah rumah yang kekal
telah menanti datangmu.
Tenang dan teguhkan hatimu!
Tenang dan teguhkan hatimu!
Tenang, tenang, teguhkan hatimu!
Meski berat tanggunganmu,
kendati jalanmu terjal,
arahkanlah pandanganmu
ke rumah Bapa yang kekal.
Meski berduri jalanmu,
baik janganlah ‘kau menyerah.
Ingatlah Yesus, Tuhanmu,
berduri juga tajuk-Nya.
Teruslah giat bekerja,
sekali jangan berkeluh!
Istirah datang segera;
tenang, teguhkan hatimu!
NKB 167 – TUHAN YESUS SAHABATKU
Tuhan Yesus Sahabatku, tercinta dan erat,
melebihi segalanya bagiku:
Bunga bakung paling indah yang tumbuh di lembah
mengampuni, menyucikan diriku.
Penghibur dalam duka, penolong yang teguh,
kepada-Nya kuserahkan kuatirku.
Bunga bakung paling indah yang tumbuh di lembah,
melebihi segalanya bagiku.
Di setiap pencobaan dan duka batinku
Ia benteng dan perisaiku tetap.
Demi Dia kutinggalkan berhala hatiku;
oleh Dia ‘ku bertahan dan tegap.
Digoda oleh Iblis, ‘ku takkan menyerah;
Yesus jamin kemenangan imanku.
Ia takkan membiarkan dan meninggalkanku;
aku hidup oleh iman pada-Nya.
Ia tembok yang berapi di sekelilingku,
Roti hidup yang membuatku kenyang.
Kelak di kemuliaan ‘ku nampak wajah-Nya
dan berkat sorgawi melimpahiku.
NKB 168 – KETIKA HILANG SUDAH ASAKU
Ketika hilang sudah asaku, tenaga pun lenyap,
Tuhan Yesus datang meraih diriku, ditolong-Nya seg'ra.
Seg'ra ditolong-Nya, besar kuasa-Nya.
Bila ‘ku lemah, Yesus datanglah, ditolong-Nya seg'ra.
Ketika aku hampir tenggelam dan maut menyergap,
waktu nyaris hancur oleh kuasa k’lam, ditolong-Nya seg'ra.
Di kala mara baya menerkam kurangkul kasih-Nya.
Di hadapan maut dan kubur mencekam, ditolong-Nya seg'ra.
Menghadap takhta Allah yang kudus takutku hilanglah,
oleh kar'na aku sudah ditebus, ditolong-Nya seg'ra.
NKB 169 – TENANG DAN SABARLAH
Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;
Tahan derita, jangan mengeluh;
Serahkan sajalah pada Tuhanmu
segala duka yang menimpamu.
Allah setia, tak mengecewakan
yang di naungan-Nya ingin berteduh.
Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;
Biarkan Tuhan yang memimpinmu,
sebab di tangan Allah masa lampau,
dikendalikan masa depanmu.
Gelombang dahsyat takkan menerpamu
kar'na di bawah kuasa Tuhanmu.
Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;
bila berpulang sobat terdekat
Dan ‘kau dirundung oleh kesedihan,
Tuhan mengangkat duka yang berat.
Kasih karunia akan kauterima
dari Tuhanmu, Sumber Alhayat.
Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;
Sebentar lagi saat tibalah
bahwa engkau berjumpa dengan Dia
Yang menghiburmu di masa lelah.
Di sanalah engkau 'kan memuji-Nya,
menyanyi riang s'lama-lamanya.
NKB 170 – JALAN HIDUP TAK SELALU
Jalan hidup tak selalu tanpa kabut yang pekat,
namun kasih Tuhan nyata pada waktu yang tepat.
Mungkin langit tak terlihat oleh awan yang tebal,
di atasnyalah membusur p’langi kasih yang kekal.
Habis hujan tampak p’langi bagai janji yang teguh
di balik duka menanti p’langi kasih Tuhanmu.
Jika badai menyerangmu, awan turun menggelap,
carilah di atas awan p’langi kasih yang tetap.
Lihatlah warna-warninya, lambang cinta yang besar,
Tuhan sudah b’ri janji-Nya, jangan lagi ‘kau gentar.
Jauhkan takut, putus asa, walau jalanmu gelap,
perteguh kepercayaan dan langkahmu pertegap.
“Tuhan itu ada kasih”, itulah penghiburmu,
di atas duka bercahaya p’langi kasih Tuhanmu.
NKB 171 – WALAU KUDAKI GUNUNG YANG TINGGI
Walau kudaki gunung yang tinggi
dan kuturuni lembah terjal;
Yesus berkata: “Kau Kutemani”,
sabda ilahi, janji kekal.
Refrein :
Cahya sorgawi, cahya sorgawi
jiwa penuh kemuliaan-Nya.
Haleluya, aku bersuka
memuji Yesus, ‘ku milik-Nya.
Kendati bayang g’lap melingkupi,
bagiku Yesus tampak jelas.
Dialah sungguh cahya ilahi,
dan di sisi-Nya ku tak cemas.
Dalam t’rang cahya tetap bersuka
aku menuju rumah kekal.
Sambil bermadah, ayunkan langkah
dalam kasih-Nya ‘ku tak sesal.
NKB 172 – DALAM RUMAH BAPAKU
“Dalam rumah Bapaku banyak tempatnya”,
terdengar suara Yesus yang merdu;
Dia pergi ke Neg’ri t’rang, sorga yang baka,
menyediakan tempatmu dan tempatku.
Jangan tolak kasih Tuhanmu setia,
agar kau pun boleh masuk t’rang mulia.
“Dalam rumah Bapaku banyak tempatnya”.
Percayalah tentu kau dit’rima-Nya.
Yesus mati atas salib-Nya yang hina
untuk menebus segala dosamu,
nanti pada suatu hari yang ceria
kitapun berkumpul dalam rumah Hu.
Bila ‘kau ditinggalkan teman-temanmu,
dalam dunia ini yang penuh sesal.
Pandang Yesus, Jurus’lamat dan Tuhanmu,
pada-Nya persahabatan yang kekal.
NKB 173 – ‘KU TAK DAPAT MAJU SENDIRI
Melewati lembah air mata,
jalanku gelap dan ngeri;
Tuhan, pimpinan-Mu kudambakan
‘ku tak dapat maju sendiri.
‘Ku tiada tahu jalannya, Tuhan,
Engkaulah yang mengerti;
terang-Mu halau ketakutan,
‘ku tak dapat maju sendiri.
Tiada sobat lain yang membantu,
‘ku sangat lemah dan letih;
Tuhan berjalanlah di dekatku,
‘ku tak dapat maju sendiri.
Bila badai hidup menerpaku,
mentari pun tak berseri,
Tuhan, biarlah kupegang tangan-Mu;
‘ku tak dapat maju sendiri.
Komentar