RENUNGAN IBADAH MINGGU PAGI MAZMUR 37:1-11 "KEBAHAGIAAN ORANG FASIK SEMU"

Ibadah Minggu Pagi di GPI Papua Jemaat Elim Abepura (Dok. Streaming YouTube Multimedia)

Penulis: Juven De Fretes, Editor: Bidang PARMAS

PENA ELIM YOUTH - Orang fasik adalah orang yang beribadah kepada Tuhan, mendengarkan Firman Tuhan, tetapi tidak hidup menurut Firman Tuhan tersebut. 

Orang fasik adalah orang yang tau tentang kebenaran itu, namun tidak melakukan kebenaran itu. Apakah selama ini kita adalah bagian dari orang fasik? Apakah kita dengan tidak sadar selama ini masih menjadi bagian dari orang fasik? Ada tiga hal yang sebaiknya kita lakukan agar kita tidak menjadi bagian dari orang fasik:

1. Menjauhkan diri kita dari hal-hal sepele yang dilakukan oleh orang fasik, seperti suka bicara orang, dll. Minta hikmat dari Tuhan agar kita sadar hal-hal apa saja yang masih kita buat melanggar perkataan Tuhan. Karena sesungguhnya salah satu dosa besar kita adalah saat kita tidak sadar bahwa kita sedang melakukan perbuatan yang mendukakan hati Tuhan.

2. Menjaga Relasi kita dengan Tuhan. Rajin beribadah dan berdoa agar kita tau apa yang Tuhan mau.

3. Carilah saudara seiman kita yang bisa mengingatkan kita untuk tetap melakukan kebenaran-kebenaran itu.

Jika dibaca secara keseluruhan, pemazmur ingin menghimbau kepada kita semua, agar bersabar dan percaya, bahwa kebahagiaan orang fasik itu adalah semu, (Mazmur 37:1-40).

Ayat 1-11. Berbicara tentang "Nasihat untuk Orang Bijaksana".

Jangan marah karena orang yang berbuat jahat. Ayat pembukaan mengemukakan pepatah mendasar bagi pandangan yang dewasa: Jangan marah atau iri terhadap orang-orang yang kelihatannya makmur kendatipun mereka jahat.

Sebaliknya, orang bijaksana hendaknya: percayalah, bergembiralah, serahkanlah diri kepada Tuhan, berdiam dirilah, dan nantikanlah Tuhan. Ini adalah penyembuhan yang positif untuk kedongkolan dan iri hati.

Ayat 12-20. Berbicara tentang "Ajal bagi Orang Fasik".

Harinya sudah dekat. Pada bagian sebelumnya suasana dipersiapkan untuk pemberitahuan tentang malapetaka ini melalui deklarasi, bahwa orang fasik hanya memiliki sedikit waktu lagi (ay. 10).

Berbagai malapetaka dicatat secara saksama.

Ayat 21-31. Berbicara tentang "Upah bagi Orang Benar".

Akan mewarisi negeri. Orang-orang yang rendah hati (ay. 11), orang-orang yang diberkati-Nya (ay. 22), dan orang-orang benar (ay. 29) pantas menerima upah yang dijanjikan itu.

Ilustrasi pribadi dalam ayat 25 merupakan peralihan unik dari gaya resmi mazmur secara keseluruhan.

Ayat 32-40. Berbicara tentang "Perbedaan dalam Hal Upah".

Engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan. Kendatipun kini orang fasik melihat kesempatan menjerat orang benar, akan datang waktunya orang benar akan mempunyai kesempatan melihat sebaliknya.

Nasib akhir orang jujur adalah damai, sedang bagi orang fasik adalah kebinasaan.

"Dekatlah kepada Tuhan senantiasa, janganlah iri kepada kebahagiaan-kebahagiaan orang-orang fasik, sebab Tuhan adalah Tuhan yang adil yang akan memberikan kepada kita setimpal dengan apa yang telah kita lakukan" tegas Juven De Fretes sebagai kesimpulan tulisan renungannya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA POLA D

PUJIAN ROHANI PAPUA

PUJI-PUJIAN KEDUKAAN DAN PENYEMBAHAN