Materi Pelatihan Liturgis Pemuda GPI Elim Abepura

PERESEKUTUAN PEMUDA GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA KLASIS JAYAPURA NABIRE – JEMAAT ELIM ABEPURA MATERI PELATIHAN LITURGIS A. APA ITU LITURGI ? Kata “liturgi” berasal dari bahasa Yunani : leitourgia (λείτούργιά). Asal katanya adalah laos () artinya rakyat dan ergon () artinya pekerjaan. Jadi, liturgi adalah pekerjaan publik atau pekerjaan yang dilakukan oleh rakyat/jemaat secara bersama-sama. Dalam konteks ibadah Kristen, liturgi adalah kegiatan peribadahan di mana seluruh anggota jemaat terlibat secara aktif dalam pekerjaan bersama untuk menyembah dan memuliakan nama Tuhan. ARTINYA LITURGI ADALAH IBADAH . Setiap ibadah Kristen (apapun denominasinya) harus bersifat liturgis; artinya melibatkan setiap orang yang hadir di dalamnya. Ibadah di mana jemaat hanya menjadi penonton yang pasif bukanlah ibadah dalam arti yang sesungguhnya. Oleh karena semua anggota jemaat harus terlibat secara aktif, maka perlu ditentukan kapan giliran mereka berpartisipasi dalam ibadah dan bagaimana bentuk partisipasi itu (apakah menyanyi, berdoa, memberi persembahan, dll). Dari sini muncullah apa yang disebut dengan tata ibadah, yang mengatur kapan giliran setiap orang berpartisipasi dalam ibadah dan bagaimana bentuk partisipasinya. Tata ibadah inilah yang sering kita sebut liturgi dalam arti sempit. Istilah “LITURGOS ” diartikan sebagai orang yang membawa/memimpin liturgi dalam suatu Ibadah atau juga dikenal dengan nama Worship Leader (Pemimpin Ibadah) dan bukan MC (master of Ceremonies/ceremony = pembawa acara bukan pula angka ROMAWI tahun 1100). Liturgis adalah seseorang yang diberi oleh Tuhan talenta khusus untuk dapat memimpin ibadah. B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN LITURGI YANG HIDUP? Sebuah ibadah atau liturgi dikatakan “hidup” jika ibadah itu dapat mencapai tujuannya. Apakah tujuan kita beribadah? Menurut John Calvin, tujuan ibadah Kristen adalah penyatuan dengan Allah (union with God). Lewat ibadah, jemaat menjadi ‘sehati sepikir’ dengan Allah. Jemaat menjadi sadar apakah kehendak Allah bagi mereka. Menurut dokumen konsili Vatican II, hasil dari ibadah ada dua: Pemuliaan Tuhan (glorification) dan pengudusan orang percaya (sanctification). Jadi, liturgi yang hidup adalah ibadah di mana seseorang bisa mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam ibadah bersama (public worship) dan perjumpaan itu mentransformasi hidup mereka yang hadir. liturgi yang hidup adalah ibadah di mana di dalamnya orang bisa “merasakan Tuhan hadir dan menyapa mereka.” Pada dasarnya Tuhan hadir di segala saat dan tempat, tidak terbatas hanya di gedung gereja saat Kebaktian Minggu. Namun demikian, tidak dapat disangkali bahwa kerapkali orang lebih bisa merasakan kehadiran Allah dalam ibadah, karena pada saat itu ia benar-benar memfokuskan dirinya kepada Tuhan. Jemaat dapat lebih merasakan kehadiran Tuhan yang mentransformasi hidup jika liturgi dapat menolong mereka memfokuskan diri (membuka hati) kepada Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Dalam Gereja Portestan Indonesia di Papua, liturgi atau Tata Ibadah dalam bentuk dialog (tidak monolog) . Hal ini berangkat dengan pemahaman iman yang kuat bahwa dalam ibadah, mula-mula Allah yang berinisiatif untuk berbicara kepada Jemaat. Kehadiran Tuhan ditandai/disimbolkan dengan Lilin yang bernyala Tuhan telah hadir dengan terang-Nya, dengan KuasaNya, dengan Kemurahan dan kemuliaanNya. Umat menyambut dengan berdiri. Tuhan datang lewat Firman-Nya (revelation), lalu jemaat memberi respons dalam bentuk Pengakuan, doa, persembahan dan pujian bahkan Tuhan memberkati jemaat untuk mengaktakan keberkatan Tuhan itu dalam hidup yang Riil. Disaat lilin dipadamkan tanda ibadah didalam rumah Tuhan sudah selesai namun nyala lilin itu tetap bernyala dalam hati kita agar kita menjadi lilin yang membawa terang dalam segala aktivitas hidup kita. liturgi kita berisi dialog antara Tuhan dan jemaat. Inilah liturgi yang “hidup” C. UNSUR-UNSUR DALAM LITURGI GPI PAPUA GPI Papua mengenal 5 Pokok unsur Liturgi yaitu 1. MENGHADAP TUHAN 2. PENDAMAIAN 3. PELAYANAN FIRMAN 4. PERSEMBAHAN SYUKUR DAN DOA 5. PENGUTUSAN DAN BERKAT Dengan rincian sbb : 1. MENGHADAP TUHAN terdiri dari unsur liturgi : 1.1. VOTUM dan SALAM 1.2. INTROITUS 1.3. NYANYIAN JEMAAT 2. PENDAMAIAN terdiri dari unsur liturgi : 2.1. PENGAKUAN DOSA 2.2. NYANYIAN PENYESALAN 2.3. BERITA ANUGERAH PENGAMPUNAN DOSA 2.4. AMANAT HIDUP BARU 2.5. GLORIA BESAR 3. PELAYANAN FIRMAN terdiri dari unsur liturgi : 3.1. DOA PEMBACAAN ALKITAB 3.2. PEMBACAAN ALKITAB 3.3. KHOTBAH 3.4. PENGAKUAN IMAN 3.5. NYANYIAN PENGAKUAN 4. PERSEMBAHAN SYUKUR dan DOA terdiri dari unsur liturgi : 4.1. AJAKAN UNTUK MEMBERI 4.2. NYANYIAN PERSEMBAHAN 4.3. DOA PERSEMBAHAN 4.4. DOA SYAFAAT 4.5. NYANYIAN JEMAAT (Doa syafaat mendahului persembahan atau sebaliknya) 5. PENGUTUSAN dan BERKAT terdiri dari unsur liturgi : 5.1. AMANAT PENGUTUSAN 5.2. NYANYIAN PENGUTUSAN 5.3. BERKAT D. PETUNJUK PELAKSANAAN GPI PAPUA TENTANG TATA RUANG IBADAH, ATRIBUT LITURGIS DAN LITURGI GPI PAPUA BAB IV MENJELASKAN SBB : BAB IV LITURGI GPI PAPUA Persiapan Ibadah 1. Doa Konsistori dilakukan oleh Majelis Jemaat dan dipimpin oleh Penatua yang bertugas menyerahkan Alkitab dan menjabat tangan presbiterial. Doa ini merupakan doa memohon kiranya ibadah itu, berlangsung dalam tuntunan dan penyertaan Allah. Namun sebelum doa ada akta pengenaan stola bagi pelayan-pelayan yang bertugas kecuali kolektan yang bukan Majelis jemaat. Adapun cara pengenaan stola dimaksud adalah semua Majelis (bila stola tidak cukup maka hanya Majelis bertugas) memegang stola tetapi belum dikenakan/dipakai, pelayan (2) yakni Penatua pejabat tangan presbiterial bertugas mengenakan stola pada Pelayan Firman, pada saat pelayan (2) Penatua pejabat tangan presbiterial mengenakan stola pada Pelayan Firman, maka serentak itu Majelis yang telah memegang stola secara serentak mengenakan stola masing-masing, dan pelayan (2) juga mengambil stola dan memakainya setelah itu Doa Konsistori dilakukan. Perlu dipahami bahwa setelah Doa Konsistori, maka segenap pelayan telah siap untuk melayani ibadah minggu/ibadah-ibadah jemaat lainnya, karena itu majelis harus berada dalam sikap yang benar. Artinya tidak lagi mondar-mandir, apalagi melakukan aktivitas lain seperti merokok, atau keluar dari konsistori untuk bercakap-cakap; 2. Doa Pribadi Jemaat adalah doa masing-masing jemaat saat memasuki gedung gereja sebagai pernyataan jemaat siap untuk beribadah, menyerahkan ibadah yang akan diikutinya; 3. Warta Jemaat disampaikan yang umumnya berisi informasi tentang pelayanan yang akan berlangsung seminggu kedepan dst, laporan keuangan dan lain-lain yang perlu diketahui oleh jemaat. Warta Jemaat ini dilakukan setelah majelis jemaat selesai melakukan doa konsistori. Warta jemaat disampaikan oleh majelis jemaat bertugas dan pada saat penyampaian, lilin ibadah belum dinyalakan; 4. Penyalaan Lilin Ibadah dan Pemadaman Lilin Ibadah. Penyalaan lilin ibadah dilakukan oleh Majelis Jemaat yang bertugas membaca warta jemaat. Penyalaan lilin dinyalakan sebagai tanda ibadah siap dimulai dan sekaligus tanda bahwa terang Ilahi hadir dalam ibadah itu. Pemadaman lilin ibadah dilakukan oleh Majelis Jemaat (Pnt/Dkn) yang menyalakannya dan dilakukan sebagai tanda bahwa ibadah telah usai. Lilin dipadamkan selesai saat teduh dan sebelum PF (Pelayan Firman) turun dari mimbar; 5. Nyanyian Persiapan Posisi pemandu lagu/ kantoria/ prokantor, pada saat memandu umat menyanyi posisinya berada di samping organis agar supaya ada keharmonisan nada. Nyanyian umat hendaknya dinyanyikan secara spontanitas/ tanpa aba-aba. Kecuali untuk jemaat-jemaat yang ada di perkampungan karena terbatasnya liturgi/ buku nyanyian dan juga bagi jemaat yang buta aksara. Perlu diperhatikan oleh pemandu lagu/ kantoria/ prokantor bahwa nyanyian dalam gereja adalah nyanyian umat/ umat yang bernyanyi bukan pemandu lagu, karena itu pemandu lagu hanya bertugas mengarahkan umat untuk menyanyi secara baik dan benar sesuai notasi lagu. Perlu diingat bahwa pemandu lagu tidak mendominasi nyanyian pada saat memandu lagu. Lagu dinyanyikan secara unisono/ suara 1 saja, dan tidak diperkenankan membagi suara (alto, bass dan tenor), karena akan merusak kekhidmatan ibadah apalagi bagi umat yang tidak menguasai lagu. 6. Penyerahan Alkitab dan Jabat Tangan Presbiterial Penyerahan Alkitab dan jabat tangan presbiterial ini dilakukan di depan meja Persembahan. Unsur Menghadap Tuhan 7. Votum dan Salam dilakukan oleh Pelayan Firman dengan tanpa mengangkat tangan ; 8. Introitus dibacakan sesuai tahun gerejawi/khotbah. Bila introitus ini diambil sebagai nats pembimbing atau nats khotbah maka ada baiknya tidak perlu membacakan dari kitab dan ayat mana kita ambil. Perlu diingatkan bahwa Introitus tidak fakultatip ; Unsur Pendamaian 9. Pengakuan Dosa oleh Penatua bertugas dan Jemaat dalam sikap doa (lihat penjelasan unsur tata ibadah) ; 10. Nyanyian Penyesalan adalah nyanyian yang menyatakan penyesalan umat yang dalam terhadap dosa-dosa yang dilakukannya. Dinyanyikan tanpa komando oleh Pelayan Firman/umat yang beribadah (spontan dinyanyikan); 11. Berita Anugerah disampaikan oleh Pelayan Firman, disambut oleh umat dengan nyanyian terima kasih Tuhan ; 12. Amanat Hidup Baru dilakukan dengan sikap berdiri (lihat penjelasan unsur tata ibadah) selanjutnya setelah itu jemaat menyambutnya dengan nyanyian kemuliaan atau dikenal dengan Gloria Besar ; Unsur Pelayanan Firman 13. Doa Pembacaan Alkitab dipimpin oleh Pelayan Firman ; 14. Pembacaan Alkitab dibacakan oleh Penatua bertugas, setelah pembacaan Pelayan Firman (PF) mengucapkan kata berbahagia orang yang mendengar firman Allah dan melaksanakan dalam hidupnya. Haleluya (untuk minggu biasa), atau Hosiana (minggu-minggu sengsara), atau Maranatha (Minggu-minggu Adventus). Dan jemaat melagukan kata Haleluya, atau Hosiana, atau Maranatha, mengikuti ucapan Pelayan Firman (PF). Perlu diingat antara Pembacaan Alkitab dan Khotbah tidak boleh diselingi dengan nyanyian, atau Paduan Suara, atau Vokal Group (lihat penjelasan unsur liturgi) 15. Khotbah merupakan kelanjutan dari pembacaan firman yang berisi uraian tentang firman Tuhan yang telah dibacakan dalam ibadah ; 16. Pengakuan Iman dilakukan sambil berdiri dengan sikap yang tegas sebab ini adalah pengakuan. Pengakuan Iman bukanlah doa karena itu dalam mengucapkannya tidak perlu menutup mata. Bila Pengakuan iman ini diucapkan secara bersama-sama maka kata “Amin” tidak perlu diucapkan. Pengucapan kata “Amin” dalam Pengakuan Iman memiliki arti membenarkan apa yang diucapkan bersama-sama, makna aminnya dinyatakan dalam hidup kita dan tidak perlu diucapkan. Pengakuan iman yang dipakai yaitu Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea contantinovel dan Pengakuan iman Athanasius. (dapat juga lagu tetapi tidak hanya satu ayat melainkan semua ayat); 17. Nyanyian Pengakuan dinyanyikan dalam keadaan berdiri, sebab merupakan satu kesatuan dari pengakuan iman. Sebagaimana pengakuan diucapkan dalam keadaan berdiri dan sikap tegas, demikian pula nyanyian pengakuan dinyanyikan dalam keadaan berdiri dengan sikap yang tegas pula ; Unsur Persembahan Syukur dan Doa 18. Ajakan memberi adalah anjuran kepada jemaat agar dapat memberi dengan benar dan dengan sukacita, pengajaran bahwa apa yang kita berikan itu adalah pemberian Tuhan juga dan akan dikembalikan untuk pekerjaan Tuhan pula ; 19. Nyanyian Persembahan Bila dalam ibadah jemaat tidak ada alat musik/ orgen, maka untuk nyanyian persembahan diatur sebagai berikut : a. Nyanyian pada bait 1 dinyanyikan pada saat kantong-kantong kolekta diedarkan b. Bait berikutnya (bait 2 dan seterusnya) dinyanyikan pada saat petugas kolektan membawa kantong-kantong persembahan untuk diletakkan di atas meja persembahan. Catatan : Bila di gereja disediakan liturgi, hendaknya seluruh ibadah dilaksanakan secara spontanitas/ tanpa komando. Nyanyian untuk Ibadah Minggu diatur sebagai berikut : c. Minggu I menggunakan “Kidung Jemaat” d. Minggu II menggunakan “Nyanyikanlah Kidung Baru” e. Minggu III menggunakan “Pelengkap Kidung Jemaat” f. Minggu IV menggunakan “Dua Sahabat Lama” g. Minggu V menggunakan “Nyanyian Rohani” 20. Doa Persembahan setelah persembahan telah terkumpul oleh para kolektan, maka segala persembahan di bawa ke Altar untuk didoakan oleh diaken. Para kolektan membelakangi umat dan diaken berdiri menghadap umat. Diaken berdoa menyerahkan persembahan tersebut dan setelah doa persembahan para kolektan meletakan persembahan itu pada meja persembahan (Diaken persilahkan kolektan meletakkan persembahan cukup dengan isyarat tangan, dan tidak perlu kolektan memberikan lebih dahulu kepada diaken untuk selanjutnya diaken meletakan di meja persembahan); 21. Vokal Group,Paduan Suara,Solo, dan sebagainya pada prinsipnya adalah mewakili umat menyampaikan pujian bagi Tuhan, oleh sebab itu dalam gereja saat mereka memuji Tuhan, mereka harus berada di tengah umat. Umat yang beribadah itu semuanya menghadap ke pusat liturgi (altar), maka setiap vokal group, paduan suara, solo, dan sebagainya juga dalam menyanyikan pujiannya harus menghadap pusat liturgi dan tidak boleh membelakangi pusat liturgi, tidak boleh menghadap jemaat/umat. Sebab itu tempat vokal group, paduan suara, solo, dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga benar dan saat diundang langsung berdiri ditempat; 22. Doa syafaat adalah doa umum. Karena itu disamping pokok-pokok syafaat yang telah diatur dalam liturgy, ada baiknya Majelis jemaat dalam kunci usbu telah menuliskan setiap pokok syafaat yang akan dibawakan oleh pendoa syafaat. Pokok-pokok doa syafaat itu dapat diberitahukan kepada jemaat sebelum berdoa, agar jemaat dapat turut mengaminkan/ mendoakannya, tetapi boleh juga tidak diberitahukan. Yang terpenting adalah doa ini adalah doa syafaat umat yang dibawa kepada Allah. Doa syafaat ini diakhiri dengan mengucapkan doa Bapa Kami secara bersama-sama. Karena doa Bapa Kami dalam liturgy ditempatkan dalam posisi fakultatif, maka dapat pula doa syafaat tidak diakhiri dengan doa Bapa Kami. Dalam mengakhiri doa Bapa Kami doxology dapat dinyanyikan. Bagian doxology ini yaitu kalimat yang berbunyi “ karena Engkau yang empunya kerajaan dan seterusnya”; Unsur Pengutusan dan Berkat 23. Amanat Pengutusan dalam bagian ini jemaat berdiri dengan sikap yang siap untuk menerima amanat itu dan melakukannya; 24. Berkat dalam mengucapkan/memberikan berkat, Pelayan Firman mengangkat dan menumpangkan tangan sambil mengucapkan kata-kata berkat, setelah itu jemaat menyambut berkat dengan melagukan Amin…. Amin……. Amin. Pelayan Firman pada saat selesai mengucapkan berkat lengsung menurunkan tangan, sehingga tidak perlu menunggu sampai lagu Amin…Amin….Amin selesai dinyanyikan; 25. Saat Teduh dilakukan setelah umat melgukan Amin….. Amin….. Amin, umat langsung duduk tanpa komando. Saat teduh dimaksudkan agar umat menaikan doa pribadi mereka karena telah bersekutu dengan saudara seiman dan menerima berkat dari Allah dan karena jemaat akan melangkah pasti memasuki hidup dan kerja kedepan; 26. Nyanyian Jabat Tangan nyanyian ini dilakukan setelah saat teduh selesai, dan jemaat menyanyikan sambil berdiri. Lilin Ibadah dipadamkan oleh Majelis yang bertugas kemudian Pelayan Firman turun dari mimbar dan jabat tangan presbiterial kembali dilakukan di depan mimbar. Sambil jemaat bernyanyi jemaat bersalaman satu dengan yang lainnya, sementara itu pula Pelayan Firman dan Majelis Jemaat menuju ke pintu depan untuk bersalaman dengan jemaat yang akan pulang. Perlu diingatkan pula bahwa sebaiknya jemaat tetap berdiri menyanyikan lagu jabat tangan sampai selesai barulah melangkah keluar ruangan ibadah untuk berjabat tangan dengan Pelayan Firman dan Majelis Jemaat. Demikian pula bila selain pintu depan rumah ibadah masih ada pintu keluar disamping kiri atau kanan rumah ibadah dimana sebagian umat keluar dipintu tersebut, maka Majelis Jemaat lainnya dapat berdiri pada pintu-pintu tersebut untuk berjabat tangan dengan umat. Votum, adalah proklamasi yang menandai bahwa Tuhan telah masuk ke dalam Ibadah, dan melandasi ibadah itu. Artinya ibadah adalah perintah Tuhan kepada umat, sehingga melaluinya umat berjumpa dengan Tuhan. Secara formulatif, proklamasi itu berbunyi ‘Ibadah ini berlangsung dalam nama Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus’. Dengan demikian Votum bukanlah doa permulaan ibadah. Pengakuan Dosa, Berita Anugerah Pengampunan Dosa dan Petunjuk Hidup Baru. Setiap manusia yang beribadah adalah orang berdosa. Di dalam ibadah ia akan mengalami suatu anugerah pengampunan dosa, setelah ia mengakui dosanya. Pengampunan dosa akan dikuti oleh petunjuk hidup yang baru, agar umat hidup sesuai dengan firman dan kehendak Tuhan, dan tidak melakukan dosa yang sama itu lagi. Pengakuan dosa berarti manusia merendahkan diri di hadapan hadirat Allah yang kudus, lalu memohonkan anugerah dan Allah memberi perintah yang baru untuk dilakukan. Pemberitaan Firman. Ibadah kita berpusat pada pemberitaan Firman (sola scriptura) Artinya Tuhan yang menyapa umat dalam ibadah adalah Tuhan yang memberi firman kepada mereka. Ia hadir di dalam ibadah dan bertindak melalui firmanNya. Karena itu, setiap pemberitaan firman (khotbah) adalah penyampaian maksud dan kehendak Tuhan kepada umat. Untuk itu, khotbah berisi pesan firman, dan bukan pesan pengkhotbah. Respons atau Jawaban Umat. Umat yang mendengar Firman adalah umat yang meresponi Tuhan melalui Pengakuan Iman (affirmasi), yaitu bentuk respons umat tentang siapa Tuhan yang memberi kepadanya pengampunan dosa dan firmanNya. Pengakuan Iman ini adalah pernyataan kepercayaan umat/gereja yang ada di dalam dunia, di dalam pergumulan dengan realitas dunianya. Gereja yang sadar bahwa dalam pergumulan itu, Tuhan tidak meninggalkan dia. Pengakuan iman juga mengandung janji eskhatologis yaitu kasih setia Tuhan yang tetap nyata di dalam hidup umat/gereja. Persembahan syukur (offerings). Unsur ini adalah unsur respons umat terhadap realitas anugerah yang ia terima dari Tuhan di dalam hidup sehari-hari. Persembahan yang dipolakan dalam liturgi adalah manifestasi dari tindakan pelayanan umat dalam hidup sesehari. Karena itu, persembahan di dalam ibadah harus menjadi spirit yang terus menyemangati pelayanan sosial di dunia. Artinya, ibadah adalah ibadah yang terbuka dan terarah ke dunia. Doa Syafaat. Unsur ini adalah doa yang biasa diselenggarakan di dalam ibadah. kata syafaat berasal dari bhs Arab “syafa’at” yang berarti perantaraan atau pertolongan untuk menyampaikan permohonan. Kata “syafa’at” sejajar dengan kata “SYAFAKAT” yang berarti simpati. Doa syafaat memang lahir dari rasa simpati (syn-pathos = sama-sama merasakan) contoh doa syafaat Tuhan Yesus dalam Yohanes 9 – 17. Doa syafaat adalah simpati dan itikad untuk berusaha terlibat dengan orang atau persoalan yang kita doakan. Keterlibatan itu tentu tidak terbatas pada bentuk verbal berupa kalimat-kalimat doa. Apa yang terucap mengandung konsekwensi untuk ditindaklanjuti secara nyata. Dengan doa syafaat kita belajar meninggalkan dunia kita sendiri, lalu berikhtiar untuk menembus dan menyelami dunia orang lain. Doa syafat membuat kita memasuki dunia luar yang luas; asal saja doa syafaat itu bukan hanya dibibir atau lip service belaka, melainkan doa syafaat itu keluar dari hati yang tulus, yang kemudian disusul dengan tindakan keprihatinan yang nyata. Syafaat berarti doa bersama secara pasti/tepat/tegas/tidak berubah. Karena itu ‘syafaat’ dimengerti sebagai doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan umat dituntut untuk setia dan patuh terhadap apa saja yang didoakan. Syafaat adalah doa umum yang dipimpin oleh Pelayan Firman. Dalam kebiasaannya, syafaat biasa diakhiri dengan berdoa Bapa Kami secara bersama-sama, sebagai cara melibatkan jemaat dalam aktifitas berdoa secara bersama itu. Doa Bapa Kami bukanlah satu-satunya Doa sempurna , melainkan salah satu bentuk doa yang diajarkan Yesus kepada umat, agar mereka bisa berdoa bersama-sama. Juga bukan pelengkap doa syafaat, tetapi cara gereja melibatkan jemaat dalam doa umum. Pengutusan dan Berkat. Unsur ini merupakan unsur penting dalam liturgi. umat yang beribadah adalah umat yang telah mengalami perjumpaan dengan seluruh realitas anugerah Tuhan. Umat telah mendengar firmanNya, dan diutus ke dan untuk bersaksi tentang Tuhan yang ia jumpai dalam ibadah di tengah hidup sesehari. Karena itu, berkat Tuhan adalah jaminan dasar dari kesaksian hidup umat. itu berarti ada korelasi yang jelas antara ibadah dengan tugas di dunia. Semua unsur itu berhubungan satu dengan lainnya, dan saling menopang. Selain itu, aspek spontanitas umat yang tidak boleh diabaikan dalam liturgi adalah Nyanyian Umat. Ini adalah bentuk ekspresi umat yang harus dibiarkan bertumbuh secara spontan. Ada dua corak nyanyian jemaat, yaitu nyanyian primer dan nyanyian sekunder. Nyanyian primer adalah nyanyian umat secara bersama-sama, sedangkan nyanyian sekunder adalah nyanyian yang biasa dinyanyikan secara khusus oleh kelompok Paduan Suara (Chorus), Vocal Group, dll. Penempatan nyanyian sekunder dalam liturgi lebih tepat pada bagian Respons Umat. E. TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GPI PAPUA TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GPI PAPUA (POLA A) 1. NYANYIAN PERSIAPAN (Hadirin berdiri) 2. PANGGILAAN BERIBADAH P : Dari berbagai kemampuan dan kemantapan diri kami datang menghadap Ilahi. H : Dari berbagai lingkup pengabdian kami menyatu asa di tempat ini. P : Dari lembah-lembah pergumulan, kami datang menghadap Tuhan. H : Tegakkanlh iman kami, supaya orang-orang yang Kau panggil untuk melayani akan mendengar dan berkata dengan sukacita. P+H : Marilah kita bersama-sama memuliakan-Nya. .......... SAAT TEDUH .......... 3. VOTUM DAN SALAM P : KASIH KARUNIA DAN DAMAI SEJAHTERA DARI ALLAH BAPA KITA DAN DARI TUHAN YESUS KRISTUS MENYERTAI KITA, AMIN. 4. MENYANYI BERSAMA (Hadirin duduk) 5. PELAYANAN FIRMAN - Doa Pembacaan Alkitab - Pembacaan Alkitab - Renungan/PA/Diskusi 6. PENGAKUAN IMAN (Hadirin berdiri) P+H : Aku percaya kepada Allah Bapa, Pencipta alam semesta yang memanggil aku keluar dari keterikatan dunia, yang dapat kutemui-Nya dan melayani-Nya, jika aku melayani saudara yang paling hina. Aku percaya kepada Yesus Kristus yang telah lahir, sengsara dalam salib, bangkit dalam sejarah dan dalam ketaatan-Nya pada Sang Bapa : Aku percaya kepada Roh Kudus Pemelihara dunia ini, dan juga diriku. Amin. 7. PERSEMBAHAN SYUKUR (Hadirin duduk) 8. DOA SYAFAAT 9. MENYANYI BERSAMA 10. SEBUAH HARAPAN P : Gereja membutuhkan pemuda-pemuda : yang tidak dapat dibeli, yang janjinya dapat dipegang, yang mengutamakan watak serta kepribadian di atas kekayaan, yang memiliki pendapat dan kemauan, yang tak akan ragu-ragu untuk mengambil keputusan, yang tidak akan kehilangan kepribadian di tengah massa, yang akan sama jujurnya dan baik dalam perkara kecil maupun perkara besar, yang tidak kompromi dengan kesalahan, yang ambisinya tidak dibatasi oleh kepentingan pribadi, yang tidak akan berkata bahwa mereka melakukannya karena semua orang melakukannya, yang setia kepada teman walau mendengar baik dan buruk, yang tidak percaya bahwa kelicikan, penipuan dan kekerasan adalah sifat-sifat terbaik untuk mencapai keberhasilan, yang tidak akan takut untuk kebenaran, walaupun untuk itu tidak populer, yang tidak dengan tegas walaupun, seluruh dunia berkata “Ya”. 11. MENYANYI BERSAMA (HADIRIN BERDIRI) 12. PENGUTUSAN DAN BERKAT P : Marilah kita berdiri tegak, rapatkan barisan, satukan semangat, satukan asa, saukan langkah dan tekad dengan pasti dan selalu ingat dan mengandalkan Tuhan dalam setiap kerjamu agar usahamu tidak sia-sia. Terimalah berkat Tuhan : “DAMAI SEJAHTERA ALLAH DAN KASIH KRISTUS YANG AGUNG MENYERTAI KITA, KINI, ESOK DAN SELAMA-LAMANYA. P+H : Menyanyikan, Amin ... Amin ... Amin .... TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GPI PAPUA (POLA B) 1. PANGGILAN BERIBADAH (Hadirin berdiri) Seorang Pemuda : Berkumpul bagi Tuhan hai kawula muda, datanglah kepada-Nya dengan lagu-lagu pujian dan pujilah Dia dengan kidung segala zaman. Ketahuilah bahwa Tuhanlah Allah yang mengukir sejarah hidup kita dengan jari tangan-Nya; Dialah Pembela kita, Penolong yang satu-satunya, Pendamping yang terjamin; Bacakanlah untuk-Nya beruntai sajak pilihan, dan gemakanlah musik kita yang terindah. Seorang Pemudi : Datanglah pada Tuhan, hai kawula muda, datanglah dengan sorak-sorai lagu persaudaraan dan gegap gempita, datanglah pada Tuhan dengan hati yang penuh damai dan jiwa yang terbakar api keadilan, kasih sejati dan kesetiakawanan; sebab Dia-lah Matahari kebenaran, Tuhan keadilan, Allah kehidupan kita sekalian. 2. PUJIAN BERSAMA 3. VOTUM DAN SALAM P : Jadikanlah kiranya ibadah ini dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, Amin. H : Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu, dan teruna-teruna tersandung, tetapi orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lemah, haleluya, Amin. (Hadirin duduk) 4. MENYANYI BERSAMA 5. PUJIAN BERSAMA P : Pada hari ini kami mengaku, ya Tuhan Pria : Bahwa sulit bagi kami untuk sungguh-sungguh bersyukur dan berterima kasih pada-Mu, untuk sungguh-sungguh menyerahkan diri pada-Mu; untuk bersungguh-sungguh merelakan diri diubah oleh kasih-Mu sungguh-sungguh membuka diri bagi-Mu. H : Ampunilah ketidaksungguhan kami, ya Tuhan P : Pada hari ini kami mengaku, ya Tuhan Wanita : Bahwa kami hidup sebagai generasi muda gereja dan bangsa yang hanya memuaskan diri sendiri, yang sudah merasa puas dengan melakukan program-program ibadah, yang sudah merasa puas dengan menyatakan kasih dan kebenaran sekedarnya. H : Ampunilah kepuasan kami, ya Tuhan, ampunilah kami. P : Pada hari ini kami mengaku ... H : Bahwa sulit sekali bagi kami untuk rajin dan bersukacita membantu pekerjaan Tuhan demi pembaharuan guna membangun diri. Ampunilah kemalasan kami, ya Tuhan, ampunilah kesalahan kami dan dosa kami. 6. PELAYANAN FIRMAN - Doa Pembacaa Alkitab - Pembacaan Alkitab - Renungan/PA/Diskusi 7. VG/PS/DUET/SOLO 8. PERSEMBAHAN SYUKUR 9. DOA SYAFAAT (HADIRIN BERDIRI) 10. MENYANYI BERSAMA 11. PENGUTUSAN DAN BERKAT P : Pulanglah dengan selamat dan terimalah berkat Tuhan : “KASIH KARUNIA TUHAN MENGASIHI KITA SEKALIAN YANG MENGASIHI TUHAN YESUS DENGAN KASIH YANG TIDAK BINASA.” A M I N . Catatan : • Pujian yang digunakan dapat diambil dari KJ, PKJ, NKB, DSL, NY.ROH dan Kidung- Kidung Rohani lainnya • Dapat mempergunakan segala bentuk dan jenis alat musik TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GPI PAPUA (POLA C) 1. TEMBANG AWAL (Hadirin berdiri) 2. PANGGILAN BERIBADAH P : Hatiku siap ya Allah, aku mau bernyanyi, aku mau bermazmur. H : Bangunlah hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, aku mau bermazmur di antara suku-suku bangsa. P : Aku mau bersyukur kepada-Mu, di antara suku-suku bangsa dan aku mau bermazmur di antara suku-suku bangsa. H : Sebab kasih-Mu besar mengatasi langit dan setia-Mu sampai ke awan-awan. P+H : Tinggikan diri-Mu mengatasi langit ya Allah, biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi. 3. TEMBANG PUJIAN 4. VOTUM DAN SALAM P : Hari ini kita datang berkaca diri sebagai pribadi, gereja dan umat-Nya dengan diiringi puji dan syukur, bahwa Allah masih melawat umat-Nya. H : Terpujilah Tuhan semesta alam. P : Damai sejahtera Allah menyertai dan menguduskan kamu. H : Dalam Roh kita bersatu, Amin. (Hadirin duduk) 5. TEMBANG BERSAKSI 6. DOA PEMBACAAN ALKITAB 7. PEMBACAAN ALKITAB 8. PEMBERITAAN FIRMAN .......... SAAT TEDUH .......... (Hadirin berdiri) 9. IKRAR MENYONGSONG MASA DEPAN P+H : Ya Allah, tangan-tangan-Mu tak nampak, yang ada tangan-tangan kami untuk melakukan pekerjaan-Mu; kaki-kaki-Mu juga tak kelihatan, yang ada hanya kaki-kaki kami untuk berjalan membawa manusia ke jalan-Mu; bibir-Mu pun tak nampak, yang ada hanya bibir-bibir kami untuk menceritakan kepada manusia tentang kasih-Mu. Oh Allah, inilah tangan, kaki dan bibir kami, jadikanlah kami sebagai alat yang tepat guna agar kami dapat memberi perlindungan kepada mereka yang tidak pernah merasakan apa artinya keadilan, agar kami dapat mengangkat mereka dari penderitaan dan memberikan suasana kedamaian; kami percaya bahwa tangan-Mu Yang Maha Kuasa itu selalu menggenggam dunia ini, memberkati dan melindunginya; karena itu bersama-Mu Tuhan, kami rasakan keadilan, perdamaian dan terciptanya keutuhan ciptaan-Mu; bersama-Mu Tuhan, kami memiliki kekuatan dan mewujudkan keadilan, perdamaian dan kekuatan ciptaan-Mu. (Hadirin duduk) 10. UMAT YANG MEMBERI P : Sadar akan apa yang ada pada kita bukan berasal dari kita, tetapi semuanya adalah milik kepunyaan-Mu Tuhan. Dengan demikian kita dipanggil untuk menjadi penyalur kasih bagi mereka yang membutuhkannya. 11. NYANYIAN PERSEMBAHAN 12. UMAT BERSYAFAAT (diakhiri Doa Bapa Kami secara bersama) (Hadirin berdiri) 13. TEMBANG PENGUTUSAN 14. UMAT YANG DIBERKATI P : Kita telusuri jalan pengabdian bersama dalam kesetiaan kasih, kita berjuang bersama, untuk itu pergilah, ceritakanlah dan muliakanlah Dia serta terimalah berkat-Nya : “ANUGERAH TUHAN YESUS KRISTUS, KASIH ALLAH BAPA DAN PERSEKUTUAN DENGAN ROH KUDUS MENYERTAI KAMU, KINI DAN SAMPAI MARANATHA.” AMIN. Catatan : • Pujian yang digunakan dapat diambil dari Kj,PKJ, NK B, DSL, dan Kidung- Kidung rohani lainnya • Dapat mempergunakan segala bentuk dan jenis alat music TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GPI PAPUA (POLA D) 1. PUJIAN TENTANG TUNTUNAN TUHAN (Hadirin berdiri) 2. PENGAKUAN P+H : Aku tahu ya Allah, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya dan orang tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. Ajarlah aku ya Tuhan menurut maksud-Mu. P : Tetapi beginilah Firman Tuhan : “Aku akan menaruh Taurat-Ku ke dalam hati mereka dan menuliskannya dan mereka akan menjadi umat-Ku.” 3. PUJIAN BERSAMA 4. VOTUM DAN SALAM P : Penolong kita adalah Bapa, Pencipta langit dan bumi, yang oleh Yesus Kristus menyatakan diri sebagai tebusan dosa manusia, yang oleh Roh Kudus membaharui hati dan hidup umat percaya untuk hidup dalam ketaatan yang sungguh kepada-Nya. Damai sejahtera Allah menyertai saudara-saudara. H : Dan menyertai saudara juga, terpujilah nama Tuhan Allah kita. Amin. 5. NYANYIAN PUJIAN (HADIRIN DUDUK) 6. PENGENALAN DIRI P : Carilah Tuhan hai semua orang yang rendah hati, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan. H : Bagianku ialah Tuhan; Aku telah berjanji untuk berpegang pada Firman-Mu. Aku mohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihilah aku ya Allah sesuai dengan janji-Mu. Aku memikirkan jalan hidupku dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu. Biarlah doaku adalah bait-Mu seperti persembahan ukupan dan tangan-Mu terangkat seperti persembahan korban waktu petang. P : diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapan pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambat akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 7. DOA PEMBACAAN ALKITAB 8. PEMBACAAN ALKITAB 9. DISKUSI/RENUNGAN/PA/DLL 10. PUJIAN BERSAMA (Sambil persembahan dikumpulkan) 11. UMAT BERSYAFAAT (diakhiri Doa Bapa kami secara bersama) 12. PUJIAN BERSAMA (HADIRI BERDIRI) 13. B E R K A T P : Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia, Tuhan menghadapkan wajah-Nya dan memberi engkau damai sejahtera. Amin. H : Jadilah atas kami menurut kehendak-Mu Tuhan, terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin. Catatan : • Pujian yang digunakan dapat diambil dari Kj,PKJ, NK B, DSL, dan Kidung- Kidung rohani lainnya • Dapat mempergunakan segala bentuk dan jenis alat musik TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GPI PAPUA KEBAKTIAN PENYEGARAN IMAN (KPI) 1. Nyanyian Persiapan 2. Doa Pembukaan 3. Puji-pujian dan Penyembahan 4. Pelayanan Firman - Doa Pembacaan Alkitab - Pembacaan Alkitab - Renungan / Refleksi - Tantangan 5. Doa Syafaat 6. Persembahan Syukur 7. Nyaynyian Pengutusan 8. Pengutusan dan Berkat Catatan : • Tantangan diberikan kepada Jemaat yang tetap di tempatnya masing-masing. Bisa dalam bentuk Penyembuhan, kesaskian, Pujian, • Pelayan Firman yang bertugas/yang ditunjuk, harus mendapat persetujuan dari Badan Pekerja Sinode Cq bidang I. (wakil ketua I Badan Pekejra Sinode GPI Papua) • Pujian yang digunakan dapat diambil dari KJ ,PKJ, NKB, DSL, dan Kidung- Kidung rohani lainnya • Dapat diluar maupun dalam ruangan • Dapat mempergunakan segala bentuk dan jenis alat music F. CARA MENJADI LITURGIS YANG BAIK? Untuk menjadi LITURGIS yang baik langkah yang pertama sebagai hal yang mendasar sekali yang saya sebut sebagai “PERSYARATAN DASAR” hendak menjadi bahagian yang dimilikinya. 1. Persyaratan Karakter. Artinya memiliki sifat baik antara lain : ada kerendahan hati, tidak emosional, dapat diajak untuk berkompromi untuk hal-hal yang baik seperti tidak menolak jika diminta untuk memimpin ibadah, dll 2. Persyaratan Rohani. Artinya hidup selalu dengan dan bersama Tuhan, terlibat selalu bahkan hadir selalu dalam ibadah-ibadah persekutuan (ibadah minggu, ibadah Persekutuan Pemuda, ibadah lainnya), 3. Persyaratan Kognitif. Artinya memiliki pengetahuan yang baik tentang bergereja, persekutuan, ibadah bahkan Tuhan itu sendiri 4. Persyaratan skill dasar artinya telah ada dalam diri bakat alami akan kecakapan atau kepandaian bahkan ketrampilan dasar tinggal di kembangkan 5. Persyaratan Busana Liturgis. Gunakanlah pakaian ibadah (bukan kaos dan celana jeans). Saya sarankan bagi Pemuda yang memimpin ibadah (sebagai Liturgis dan atau Pelayan Firman) gunakanlah Kemeja tangan Panjang atau pendek berbentuk safari dan celana panjang kain yang rapi. Menggunakan sepatu (bukan sandal jepit atau semua yang termasuk dalam kategori sendal) bagi wanita. Gunakan bluss dan rok panjang lewat Lutut serta sepatu (bukan sendal jepit atau semua yang termasuk dalam kategori sandal). Busana liturgis sangat berpengaruh baik terhadap penampilan liturgis maupun perhatian dan pandangan umat 6. Persyaratan Atribut liturgi. Anda harus punya Alkitab sendiri (jangan dipinjam) bahwa Alkitab (jangan gunakan Hand Phone atau Ipad atau semua Android), bahwa pula kidung Pujian yang akan digunakan (KJ, NKB, PKJ, DSL, Ny Roh dll), bahwa juga liturgi Persekutuan Pemuda yang akan digunakan. jika persyaratan dasar sudah dimilikinya maka langkah yang kedua adalah “TRAINING”. Yang perlu diperhatikan adalah : 1. Persiapan dengan baik dan benar (selalu berdoa buka dan tutup semua persiapan). Artinya disaat mempersiapkan diri untuk memimpin ibadah diawali dengan doa meminta pertolongan kuasa Roh Kudus dan diakhiri juga dengan doa. Bahkan sebelum dan seduah ibadah selalu dengan doa. Persiapan ini harus dilakukan seminggu sebelum hari “H” jika terdesak 3 hari sebelumnya. Karena Liturgis harus memperhatikan dengan saksama setiap unsur liturgis, penempatan lagu harus tepat. (kalau lagu persembahan janganlah nyanyi lagu berkat) bahkan pula Kidung Pujian yang digunakan dalam Ibadah itu sesuai dengan yang diberlakukan oleh GPI Papua. Apalagi jika liturgis merangkap sebagai Pelayan Firman maka persiapannya adalah ganda dan begitu menyita waktu dan persiapan yang serius. Karena Persiapan bukan suatu formalitas tetapi adalah kewajiban yang mendasar untuk kualitas liturgis dan ibadah itu sendiri. 2. Penguasaan liturgi. Artinya mengenal dan menguasai benar liturgi yang akan di gunakan dalam ibadah tersebut. Jika ibadah Persekutuan Pemuda pada tanggal 20 Juli 2017 akan menggunakan Liturgi Persekutuan Pemuda GPI Papua Pola C maka sudah harus pelajari . Menempatkan lagu yang sesuai dengan unsur liturgi . Bagi yang Pemula hendaklah setiap unsur liturgi ditulis. Sapaan awal, doa, ajakan untuk memuji, persembahan, hingga berkat ditulis. 3. Membangun kepercayaan diri (tidak gugup atau takut). Artinya anda harus yakin bahwa Tuhan memakai dan mengurapi anda untuk memimpin Ibadah. Jika anda telah berdoa mendahulu maka yakinlah akan doamu itu. Hal ini penting agar didalam diri anda tidak terbangun dan terbiasa dengan rasa gugup atau takut. 4. Bobot Suara yang jelas dan teratur. Artinya anda harus melatih suaramu setiap saat dalam ucapan, dalam membaca Nats Firman, dalam mengatakan bahasa Firman. Apa yang disampaikan haruslah dengan jelas diterima oleh umat yang disampaikan dengan tidak tergesa-gesa tetapi tertata dengan baik (teratur) 5. Berlatih sendiri. Berlatihlah dirumah didepan cermin, bicaralah dengan cermin, rekamlah suaramu disaat engkau berlatih lalu evaluasilah. Hal ini dilakukan terus hingga anda merasa sudah baik. Langkah yang ketiga adalah Pelaksanaan memimpin ibadah. 1. Langkah awal. Berdoalah dari rumah sebelum ke tempat ibadah. Setiba di tempat ibadah berdoa syukurlah atas penyertaan Tuhan tiba dengan selamat. Sudah harus berada di tempay ibadah paling lambat 30 menit sebelum jam ibadah di mulai. Bercakaplah lebih dahulu dengan keluarga. Tanyakan nama keluarga dan pokok doa mereka jika lebih baik ditulis pokok doa keluarga (bukan hanya disaat anda menjadi liturgis merangkap pelayan Firman atau anda juga membawakan doa syafaat). Termasuk persembahan yang sudah anda siapkan sejak dari rumah. 2. Bawa serta Alkitab, buku Nyanyian : KJ, NKB, PKJ, DSL ata Ny Roh atapun kidung pujian lainnya yang telah dibukukan. 3. Sikap berdiri. Disaat ibadah berdirilah pada posisi yang strategi, agar suaramu dapat kedengaran, agar anda dapat melihat dan dilihat umat dan teristimewa disaat anda berdiri jangan membuat hal-hal yang menimbulkan lelucon bagi umat. 4. Konsentrasi. Selama memimpin ibadah anda harus konsentrasi penuh. Agar anda tidak salah dalam memimpi, anda tidak kaku dalam memimpin bahkan anda mengikuti setiap unsur liturgi secara teratur dan baik. 5. Jikalau anda Pemula menulis semua yang tersusun dalam unsur liturgi hendaklah diperhatikan agar disaat membaca jangan seperti membaca buku, tetapi anda harus menghayati dengan baik sehingga ucapan melalui membaca terdengar dengan jelas dan teratur tanpa menimbulkan kekakuan, kegaduhan dan akhirnya kesalahan. 6. Jika anda dipercayakan sebagai Liturgis sekaligus membawa acara (Diskusi, Permaianan, study kasus, shering, PA, dsbnya) anda perlu kesiapan eksra. Langkah yang keempat adalah Evaluasi 1. Mempertanyakan dan shering bersama Pendeta ataupun dengan senior tentang hal-hal yang terjadi saat anda memimpin ibadah. 2. Terimalah masukan yang memperbaiki, saran yang mengiritik dan usul yang membangun 3. Evaluasi anda sendiri setiap kali anda memimpin ibadah sehingga ada meningkatan yang lebih baik Langkah yang kelima adalah tindaklanjut. 1. Jika evaluasi sudah dilaksanakan maka anda harus memperhatikan hal-hal yang akan mengubah cara penampilan, cara menyampaikan dan hal-hal lainnya untuk ditindaklanjuti 2. Tindaklanjut adalah cara terbaik menerapkan segala saran perubahan kearah yang lebih baik. G. BEBERAPA CATATAN : 1. Jika dalam Persekutuan Pemuda ada Tim Musik Gerejawi atau Pemuda yang dipakai sebagai Song Leader atau Kantoria ataupin organis maka liturgis harus tetap berkordinasi dengan baik dengan mereka sehingga lagu-lagu yang sudah disiapkan dapat dinyanyikan dengan menggunakan alat music yang dipandu oleh kantoria 2. Musik gereja adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk not atau lagu dan syair sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi yang teratur) baik suara manusia maupun suara instrument bagi kemuliaan Tuhan . maka hendaklah lagu-lagu dan alat music itu bersinergi dengan liturgi dan liturgis bahkan pulah dengan Firman Tuhan yang disampaikan saat itu. Hal ini penting agar menjadi pesan yang utuh dalam ibdah dimaksud. 3. Dapatlah dikembangkan Liturgi Kreatif. Setiap liturgi pada dirinya telah kreatif. Karena sesungguhnya disusun dari realitas hidup masyarakat/umat yang riil. Yang diperlukan sesungguhnya adalah kreatifitas liturgi. Terkait dengan itu, inti liturgi adalah pemberitaan Firman, maka kreatifitas liturgi harus dilaksanakan sebagai cara mengimplementasi Firman secara nyata dalam ibadah dan kehidupan nyata. Ada korelasi yang jelas antara keduanya. Kreatifitas liturgi itu harus membuat ibadah bersentuhan langsung dengan pergumulan nyata umat. Karena itu mesti dapat mengakomodasi atau mengangkat realitas kehidupan umat secara khusus ke dalam ibadah. Maka setiap unsur liturgi dapat dikreasikan. Prinsipnya adalah isi dari unsur-unsur itu harus benar-benar mewakili atau memuat unsur-unsur pergumulan nyata umat. Kemasan liturgi tidak boleh berbau asing dari kehidupan nyata umat. Kemasannya harus ‘berbau’ umat setempat dan bukan ‘bau asing’. Demikian pun firman yang diberitakan harus benar-benar menjawab pergumulan nyata umat, dan bukan menceritakan sepakterjang sejarah masyarakat Israel Alkitab. Teks Alkitab yang dipakai harus pertama-tama dibaca dari perspektif sosial umat setempat, kemudian ditafsir dengan menggunakan kacamata orang setempat (tafsir sosiologis), lalu seluruh dinamikanya coba diresapi ke dalam dinamika orang-orang setempat pula. Kreatifitas liturgi harus memperhatikan isu pokok yang penting sebagai pokok pergumulan liturgi. Jika ada isu, maka seluruh unsur dan perangkat liturgis dapat dikreasikan sesuai dengan isu itu. Jika itu dilakukan, ibadah dan semua perangkat liturgisnya adalah benar-benar ‘milik kita’. 4. Jangan pernah menyerah dalam latihan. Terus dan terus mencoba. Jika berlatih dengan rutin dan serius serta mengandalkan Tuhan dalam berlatih maka percaya Tuhan akan memampukan dan melengkapi anda bahkan menyempurnakan anda. Ingat tidak ada yang sempurna untuk memulia ssuatu pekerjaa. Tidak ada yang sempurna untuk memulai menjadi liturgis namun anda pasti disempurnakan jika anda berlatih dengan baik dan teratur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA POLA D

PUJIAN ROHANI PAPUA

PUJI-PUJIAN KEDUKAAN DAN PENYEMBAHAN